Pariwisata sebagai sebuah industri tentu melibatkan multi pihak dalam menjalankan bisnis dan kepentingannya.

Konsekuensinya, ketika industri pariwisata kolaps banyak pihak pula yang terkena imbasnya, sehingga untuk menghidupkannya kembali tentu membutuhkan sinergi kuat dari multipihak yang berkepentingan dalam industri kepariwisataan.

Situasi seperti inilah yang kini dialami senggigi, destinasi andalan lombok barat. Senggigi hari ini belum benar-benar pulih pasca pandemi. Tingkat okupansi nasional dan internasional masih sangat rendah. Penyebabnya faktor eksternal dan internal.

Secara eksternal, tidak sedikit negara yang masih memberlakukan asian travel warning. Selain itu tingginya harga tiket pesawat turut mempengaruhi.

Sedangkan secara internal senggigi masih dihadapkan pada persoalan lokal seperti sampah, penerangan jalan, konflik pesisir, kaki lima, dan lain sebagainya yang tentu mempengaruhi wajah dan citra senggigi.

Solusi eksternal, tentu menjadi kewenangan pemerintah pusat, semoga segera kondusif. Terkait solusi internal pemkab lobar dengan kewenangannya masih terus mengupayakannya, namun tidak bisa sepihak, perlu dukungan masyarakat dan pihak lain yang terkait, salah satunya pelaku usaha hotel dan restauran yang tergabung dalam organisasi PHRI.

"Saya berharap PHRI dibawah kendali ketua dan pengurus yang baru dikukuhkan untuk turut berkontribusi konkrit membantu menyelesaikan aneka persoalan eksisting di senggigi, seperti membantu upaya intensifikasi pajak untuk peningkatan PAD yang akan menjadi salah satu sumber pembiayaan pembangunan kepariwisatan, membantu mempromosikan dan mengangkat citra positif senggigi, bukan sebaliknya mempublikasikan hal yang kurang baik di media sosial yang memperburuk citra senggigi, sama artinya kita kamikaze alias membunuh karakter kepariwisataan kita karena kita tahu bahwa pariwisata sensitif terhadap berbagai isu tertentu. Kalau ada masalah sampaikan langsung dan tawarkan solusinya kepada kami." ujar Agus Gunawan kadis pariwisata lombok barat secara panjang lebar ketika memberikan sambutan mewakili bupati pada acara pengukuhan ketua dan pengurus BPC PHRI lombok barat, di Restauran Pradje Senggigi (04/04/24).

Hadir pula dalam kesempatan itu, kepala DPMPTSP, Hery Ramadhan yang juga diharapkan peran pentingnya untuk membangun sektor kepariwisataan melalui penciptaan iklim investasi yang sehat dan perwujudan kemudahan berusaha di kabupaten lombok barat.