Wisata Buwun Mas: Ikon Baru Lombok Barat
Oleh: Sari Dewi Malahayani Ar, SE., MM
Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Muda (DPMPTSP Kabupaten Lombok Barat)
![]() |
Dari hiu martil di Teluk Belongas hingga hamparan agrowisata di Pengantap, Lombok Barat kini menata langkah besar melalui Master Plan Desa Wisata Buwun Mas. Rencana jangka panjang ini membagi kawasan ke dalam tiga zona unggulan: Belongas sebagai ikon wisata bahari kelas dunia, Pengantap sebagai pusat agrowisata dan UMKM lokal, serta Buwun Mas yang memadukan petualangan bukit dan pantai alami. Peta jalan ini sejalan dengan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 30 Tahun 2023 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Utara Sekotong Tahun 20232043.
Tiga Zona Unggulan
Zona Belongas diproyeksikan sebagai magnet wisata bahari internasional. Kawasan pesisir eksotis ini memiliki daya tarik utama Teluk Belongas (Belongas Bay) yang dikenal luas oleh penyelam dunia. Salah satu spot diving andalan, yakni Magnet, bahkan terkenal karena pada musim tertentu menjadi rumah bagi kawanan hiu martil (hammerhead shark)sesuatu yang sangat langka ditemukan di Indonesia. Keindahan bawah laut yang dihuni berbagai biota langka inilah yang menjadikan Belongas memiliki reputasi kuat di kalangan wisatawan mancanegara. Ditambah lagi panorama matahari terbenam dari perbukitan Belongas yang menambah keindahan lanskap, kawasan ini layak disebut sebagai ikon wisata diving kelas dunia.
Berbeda dengan Belongas, Zona Pengantap diarahkan pada pengembangan atraksi buatan berbasis potensi lokal. Pemerintah merencanakan pembangunan desa tematik, penguatan agrowisata, dan sentra UMKM. Produk-produk lokal seperti hasil pertanian, olahan laut, hingga kerajinan tangan akan diberi panggung untuk tampil dalam etalase wisata. Dengan demikian, wisata tidak hanya menghadirkan keindahan alam, tetapi juga membuka ruang ekonomi kreatif yang menopang kesejahteraan masyarakat desa.
Adapun Zona Buwun Mas menjadi kawasan yang memadukan atraksi alam dengan aktivitas petualangan. Pantai Pengantap yang masih alami, dengan pasir putih dan ombak tenang, berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata keluarga maupun kawasan konservasi. Perbukitan di sekitarnya juga ideal untuk wisata camping, hiking, hingga spot fotografi alam terbuka. Keunggulan kombinasi laut dan bukit inilah yang membedakan Buwun Mas dengan destinasi lain di Lombok.
Utilitas dan Sarana Prasarana: Pondasi Penting
Namun, keindahan alam saja tidak cukup. Tantangan nyata bagi Buwun Mas adalah ketersediaan utilitas dan sarana prasarana (sarpras). Infrastruktur jalan menuju Belongas dan Pengantap, misalnya, masih perlu penguatan agar akses wisatawan lebih mudah. Begitu pula dengan jaringan listrik, air bersih, dan telekomunikasi yang harus dijamin stabil. Wisata kelas dunia menuntut standar layanan dasar yang mumpuni.
Di bidang sarpras, pemerintah sudah menyiapkan rencana pembangunan rest area, dermaga kecil untuk kapal wisata, jalur trekking yang aman, serta pusat informasi wisata. Penataan fasilitas publik seperti toilet bersih, tempat ibadah, dan area parkir juga menjadi prasyarat jika Buwun Mas ingin benar-benar bersaing dengan destinasi populer lain di Lombok. Tanpa dukungan sarpras memadai, keindahan yang ditawarkan bisa saja kehilangan daya tarik karena kenyamanan wisatawan terabaikan.
Hospitality: Menggandeng Masyarakat Sebagai Tuan Rumah
Aspek lain yang tidak kalah penting adalah hospitality atau keramahtamahan. Di era pariwisata modern, keramahan warga lokal justru menjadi magnet utama. Konsep desa wisata menghendaki keterlibatan penuh masyarakat, mulai dari pengelolaan homestay, kuliner khas, hingga jasa pemandu wisata.
Komitmen Pemda Lombok Barat
Komitmen Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di bawah kepemimpinan Bupati Lalu Ahmad Zaini (LAZ) menjadi faktor penting dalam mengawal rencana besar ini. Melalui penetapan RDTR dan kebijakan lintas sektor, Pemda tidak hanya merancang rencana di atas kertas, tetapi juga menyiapkan instrumen regulasi, pendanaan, dan sinergi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Pengembangan Buwun Mas sebagai desa wisata akan memberi dampak signifikan, tidak hanya untuk masyarakat setempat, tetapi juga untuk memperkuat konektivitas pariwisata Lombok Barat dengan KEK Mandalika, ujar Bupati LAZ dalam beberapa kesempatan.
Pernyataan ini menegaskan arah pembangunan yang terintegrasi. Pemkab Lombok Barat tampak menyadari bahwa kekuatan pariwisata tidak bisa hanya bertumpu pada promosi, tetapi juga membutuhkan tata ruang yang rapi, infrastruktur yang memadai, serta partisipasi masyarakat lokal sebagai garda depan.
Menghubungkan Potensi dan Pemberdayaan
Kekuatan utama Buwun Mas ada pada kombinasi keindahan alam dan partisipasi warga. UMKM lokal memiliki peluang besar untuk naik kelas melalui pariwisata. Generasi muda desa dapat didorong menjadi pemandu wisata, pengelola homestay, hingga pelaku kreatif digital yang memasarkan potensi Buwun Mas ke dunia. Dengan dukungan pelatihan, akses modal, dan teknologi, masyarakat lokal tidak hanya menjadi penonton, melainkan juga aktor utama dalam menggerakkan ekonomi desa.
Buwun Mas juga dapat menjadi laboratorium keberlanjutan. Konsep wisata ramah lingkungan (eco-tourism) bisa dipraktikkan sejak awal, misalnya dengan membatasi pembangunan resort besar yang merusak ekosistem, serta mengedepankan homestay berbasis masyarakat. Selain itu, sistem pengelolaan sampah, konservasi terumbu karang, hingga penghijauan bukit bisa dijadikan program unggulan yang sekaligus memperkuat branding Buwun Mas sebagai desa wisata hijau.
Menatap ke Depan
Tentu, pekerjaan rumah masih banyak. Infrastruktur jalan menuju Belongas dan Pengantap perlu diperkuat. Konektivitas transportasi dengan bandara dan pelabuhan juga harus lebih terintegrasi. Namun, dengan komitmen politik dari Bupati LAZ, dukungan kebijakan lintas sektor, dan antusiasme masyarakat lokal, peluang besar terbuka untuk menjadikan Buwun Mas sebagai destinasi unggulan baru Lombok Barat.
Jika konsistensi ini dijaga, Buwun Mas bukan sekadar destinasi baru. Ia bisa menjadi ikon baru Lombok Baratsebuah desa wisata yang menyatukan laut, bukit, dan masyarakat dalam satu narasi pariwisata berkelanjutan. Dan jika berhasil, Buwun Mas dapat menjadi contoh nasional bagaimana potensi lokal, komitmen pemerintah, dan partisipasi warga berpadu melahirkan pariwisata yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi rakyatnya.