LOGO dpmptsp
Beranda > Artikel > Strategi Marketing Mix Untuk Memaksimalkan Multiplier Effect Dan Value Cha…
Artikel

Strategi Marketing Mix untuk Memaksimalkan Multiplier Effect dan Value Chain Desa Wisata di Lombok Barat

Posting oleh setdalobar - 11 Okt. 2025 - Dilihat 1 kali

EDISI 01/2025

I. Judul:                                                            

Strategi Marketing Mix untuk Memaksimalkan Multiplier Effect dan Value Chain Desa Wisata di Lombok Barat

Misi Yang Disasar:Menghadirkan transformasi tata kelola pemerintahan
Aksi Prioritas:Sejahtera Dari Desa, dengan intervensi Revitalisasi BUMDES berbasis potensi local (OVOP), termasuk Desa Wisata
Tugas dan Fungsi Staf Ahli KSDM:

Pelaksanaan pengkajian dan analisis terhadap pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan bidang Kesehatan, RSUD, Pendidikan dan Kebudayaan, Pariwisata, Sosial, Tenaga Kerja, Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia serta Perpustakaan dan Arsip

Kontrak Kinerja Staf Ahli KSDM:

Jumlah naskah risalah kebijakan (policy brief) yang diterbitkan (baik internal di lingkungan Setda maupun eksternal melalui media resmi pemerintah atau jurnal kebijakan) di bidang kemasyarakatan dan sumber daya manusia

Penyusun:

H. Subardi,S.K.M.,M.Kes. (Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM)

 

II.  Latar Belakang

Lombok Barat memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata berbasis desa, dengan kekayaan alam, budaya, kuliner dan kearifan lokal yang otentik. Namun, kontribusi desa wisata terhadap perekonomian lokal belum optimal. Hal ini disebabkan kurangnya strategi pemasaran terpadu yang mampu mendorong multiplier effect dan memperkuat value chain di tingkat desa.

Ditambah lagi adanya problem banyak desa di Lombok Barat hanya sekadar menyandang status desa wisata. Dari 60 desa wisata yang telah ditetapkan, hanya 48 desa yang aktif berdasarkan indikator kelembagaan, program kerja, daya tarik wisata yang dikembangkan dan paket wisata yang terjual. 

Dari 48 desa wisata yang aktif Pokdarwisnya, keadaannya beragam. Ada destinasi wisata yang hidup dan lainnya tenggelam. Aktivitas pariwisata hanya dijalankan oleh Pokdarwis, tanpa melibatkan peran serta masyarakat, sehingga kehadiran pariwisata hanya dinikmati segelintir orang dan tidak dirasakan dampaknya oleh masyarakat.

Kendala desa wisata ini tidak berjalan maksimal, tiga unsur berbeda pandangan, yaitu Kepala Desa, Bumdes dan Pokdarwis. Tiga unsur ini harus satu arah mengembangkan pariwisata didukung oleh masyarakat. 

Beberapa desa yang secara potensi alam dan budaya sangat potensial, namun Pokdarwisnya tidak aktif seperti Desa Meninting (Pantai Buaya Putih mulai sepi), Desa Senteluk (Tanjung Bias mulai berkurang karena saingan Pantai Loang Baloq), Desa Batulayar Barat (kawasan Pantai Duduk dikelola oleh penyakap)  dan Desa Kediri (banyak pesantren dan ekraf songkok, tapi wisata religi tidak aktif).

Namun, pengembangan desa wisata masih terbuka peluang untuk dikembangkan karena adanya perubahan preferensi wisatawan, kini lebih mengutamakan pengalaman yang personal, bertanggung jawab, dan ramah lingkungan atau quality tourism.

Wisatawan kini memilih transportasi rendah emisi, destinasi yang tidak padat, serta akomodasi berkelanjutan. Mereka cenderung mencari ketenangan, menjauhi keramaian, dan tertarik dengan destinasi tersembunyi (hidden gem). Konsep ini sejalan dengan prinsip ekonomi pariwisata baru: low touch, hygiene, less crowd, dan low mobility. Prinsip ini akan ditemukan pada Desa Wisata.

Oleh karena itu, bagi desa wisata yang masih aktif dan potensinya besar untuk dikembangkan, maka strategi pemasaran terpadu yang mampu mendorong multiplier effect dan memperkuat value chain harus dikembangkan.

 

III.  Permasalahan Utama

  1. Kelembagaan pariwisata/ Pokdarwis hanya sekedar nama, keterlibatan anggota sangat minim. Anggota aktif rata-rata 3-6 orang, sedangkan di surat Keputusan Kepala Desa 15-20 orang. Ditambah lagi Pokdarwis tidak sejalan dengan Kepala Desa dan Bumdes.

  2. Kesalahan dalam menentukan segmentation, targeting dan positioning dalam membangun objek wisata. Contoh: Desa Kuripan Induk dan Desa Giri Sasak membangun Kolam Renang, padahal di Kuripan secara umum wilayahnya sering kekurangan air, operasional sumur bor tinggi, sedangkan pengunjung hanya sebatas 1 desa, dan pesaing kolam renang banyak.

  3. Minimnya sinergi antara pelaku usaha lokal dalam rantai pasok (value chain).

  4. Kurangnya diversifikasi produk wisata yang menghambat efek ganda ekonomi (multiplier effect). Contoh: Desa Mekarsari hanya mengandalkan Taman Bunga dan Kolam Renang dengan 6 orang pedagang, tanpa adanya dukungan IKM dan UMKM.

  5. Rendahnya daya tarik desa wisata karena pemasaran yang kurang efektif. Daya Tarik wisata yang ditawarkan tidak unique, tidak authentic dan kurang kreativitas.

  6. Akses pasar terbatas karena promosi digital belum optimal.

IV.   Tujuan Kebijakan

  1. Meningkatkan daya saing desa wisata melalui strategi pemasaran yang terintegrasi.

  2. Mendorong partisipasi pelaku lokal dalam value chain pariwisata.

  3. Memaksimalkan multiplier effect agar dampak ekonomi menyebar luas di masyarakat.

     

V.    Analisis Strategi: Pendekatan Marketing Mix (7P)

KomponenStrategi
ProductKembangkan paket wisata tematik (eco-tourism, budaya, kuliner), homestay berbasis masyarakat, kerajinan lokal. Standarisasi kualitas layanan desa wisata (SNI CHSE 9042 (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) Kemenpar RI.
PricePenetapan harga berbasis nilai (value-based pricing), transparan, inklusif dengan partisipasi pelaku lokal.
PlaceOptimalkan distribusi melalui platform digital (website, marketplace wisata), kolaborasi dengan agen perjalanan.
PromotionKampanye promosi terpadu: media sosial, influencer lokal, event budaya, dan kolaborasi B2B (hotel/travel). Gunakan narasi storytelling lokal.
PeoplePeningkatan kapasitas SDM lokal: pelatihan hospitality, digital marketing, pelatihan bahasa asing, manajemen wisata.
ProcessSOP pelayanan wisata terpadu dari booking, penyambutan, pelayanan hingga feedback pengunjung.
Physical EvidenceIdentitas visual desa (logo, signage, seragam), kebersihan, dan kenyamanan sebagai bukti kualitas.

 

VI.   Dampak yang Diharapkan

a. Multiplier Effect:

  • Peningkatan pendapatan masyarakat melalui sektor pendukung (kuliner, kerajinan, transportasi lokal, homestay).
  • Terbentuknya lapangan kerja baru di sektor informal dan UMKM.

b. Penguatan Value Chain:

  • Integrasi petani, pengrajin, pemandu wisata, dan pelaku kuliner dalam ekosistem pariwisata.
  • Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara berkelanjutan.

 

VII.  Rekomendasi Kebijakan

  1. Pemerintah Daerah (Pemda Lombok Barat):
  • Fasilitasi pelatihan Marketing Mix bagi pengelola desa wisata dan UMKM lokal.

  • Buat kebijakan insentif promosi bagi desa wisata aktif digital (DEWI DEDI, Desa Wisata, Desa Digital)

  • Rapat dan Pertemuan, Rapat Koordinasi, Rapat Kerja Pemda/BUMD/BUMN/Perusahaan/Perbankan dipusatkan di Desa Wisata, secara bergantian.

       2. Dinas Pariwisata & Dinas Kominfo:

  • Bangun platform digital terintegrasi untuk promosi desa wisata yang sifatnya transaksi, semacam e-commerce , bukan hanya promosi.

  • Kembangkan kurikulum pelatihan digital marketing dan pengelolaan paket wisata.

      3. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa:

  • Perkuat Kerjasama Antar Desa Wisata Terintegrasi (per 3 desa wisata terdekat), agar saling melengkapi paket wisatanya.

  • Perkuat perencanaan dan keuangan desa melalui pemberdayaan BUMDes

  • Sinergikan dengan Program Unggulan Desa Berdaya Pemerintah Provinsi NTB

       4. Dinas Koperasi dan UKM:

  • Pengembangan Koperasi Desa Merah Putih sinergi dengan Bumdes

      5. Dinas Pariwisata, Bapenda, DPMD dan Bagian Hukum Setda:

  • Fasilitasi dan harmonisasi Peraturan Desa yang memungkinkan penarikan retribusi tempat wisata yang dipungut oleh Dinas Pariwisata atau Desa (Contoh hitungan potensi terlampir)

      6.  Bappeda/Bapperida , Dinas Pariwisata dan BPS:

  • Menyusun roadmap ulang Pengembangan Wisata, karena paradigma pariwisata sudah berubah, bukan hanya tentang length of stay and high-spending tourist, tetapi low touch, hygiene, less crowd, and low mobility.

  • Melakukan kajian kuantifikasi multiplier effect dan value chain dampak pariwisata secara umum, desa wisata atau events budaya. Contoh: Dampak ekonomi event MotoGP dan Senggigi Jazz Festival.

  • Melakukan kajian lebih mendalam terkait strategi pemasaran Segmentation, Targetting and Positioning masing-masing objek wisata untuk mendapatkan turis yang berkualitas /quality tourism  (bukan hanya tentang jumlah kunjungan turis yang banyak, tetapi turis yang mencari keunikan, bernilai tinggi, dan pariwisata berkelanjutan).

      7.  Perusahaan dan Perbankan:

  • Desa Wisata Binaan

  • Menggunakan dana CSR untuk membangun sarana dan prasarana desa, pengembangan kapasitas SDM serta pengembangan ekonomi produktif masyarakat, penguatan manajeman dan pengembangan seni budaya, pelatihan kepemimpinan dan standarisasi homestay , dan pelatihan komunikasi, pemasaran dan leadership.

     

       8.  Kemitraan Strategis/Mitra Pembangunan:

  • Jalin kolaborasi dengan perguruan tinggi, pelaku industri pariwisata, dan komunitas digital lokal (influencer/travel blogger).

     

VIII.  Risiko dan Mitigasi Risiko:

a. Isu ketahanan pangan: Pembangunan villa/homestay/objek wisata dapat mengancam ketahan pangan. Hilangnya lahan produktif akibat alih fungsi lahan dan penurunan produktivitas lahan karena degradasi tanah, yang keduanya mengurangi produksi pangan. Mitigasi risiko ini meliputi pengendalian alih fungsi lahan melalui regulasi tata ruang, penerapan praktik pertanian berkelanjutandiversifikasi tanaman, dan perlindungan lahan sawah yang teridentifikasi sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). 

b. Isu lingkungan dan bencana alam: membangun di lereng bukit berisiko tinggi menyebabkan bencana alam seperti tanah longsor dan banjir, serta merusak lingkungan karena erosi dan hilangnya vegetasi. Disamping itu Adalah penambahan volume sampah akibat banyaknya kunjungan. Mitigasinya meliputi: identifikasi risikopengendalian lereng seperti terasering dan drainase, penghijauan dengan tanaman berakar dalam, membangun infrastruktur tahan bencana seperti pondasi kuat, serta edukasi dan peringatan dini kepada masyarakat untuk mengurangi dampak dan meningkatkan kesadaran. Mitigasi pengelolaan sampah: pemilahan sampah mandiri basis rumah tangga dan Kerjasama pengelolaan sampah dengan Dinas LH.

c. Isu hilangnya pendapatan pajak hotel karena maraknya villa/homestay illegal di desa wisata: Wisatawan ramai, tetapi hotel sepi seperti yang terjadi di Bali, sangat mungkin juga terjadi di Lombok Barat. Hal ini karena wisatawan lebih memilih menginap di Villa/homestay termasuk yang illegal, dapat beresiko hilangnya PAD Pajak Hotel dan Restoran. 

Maraknya vila ilegal di desa wisata merupakan isu yang signifikan karena menimbulkan berbagai risiko, terutama hilangnya potensi pendapatan pajak hotel. Fenomena ini merugikan pemerintah daerah dan menciptakan persaingan usaha tidak sehat. 

 

Risiko hilangnya pendapatan pajak hotel 

Kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD): Vila ilegal beroperasi tanpa izin dan tidak membayar pajak hotel dan restoran (PHR), yang seharusnya menjadi sumber pendapatan penting bagi pemerintah daerah.

Persaingan tidak sehat: Vila ilegal dapat menawarkan harga yang jauh lebih murah karena tidak perlu menanggung beban biaya pajak dan perizinan. Hal ini merugikan pengusaha hotel resmi yang telah mematuhi peraturan, sehingga dapat menurunkan okupansi (tingkat keterisian) hotel legal.

Potensi penurunan investasi: Iklim persaingan yang tidak sehat dapat menghambat minat investor untuk membangun atau mengembangkan usaha perhotelan legal di daerah wisata.

Kurangnya pengawasan: Vila ilegal sering kali tidak memenuhi standar keamanan dan layanan yang ditetapkan oleh pemerintah. Kurangnya pengawasan ini dapat merusak citra pariwisata daerah jika terjadi masalah.

Data pariwisata yang tidak akurat: Keberadaan vila ilegal yang tidak terdaftar menyulitkan pemerintah untuk mendapatkan data yang akurat mengenai jumlah wisatawan dan akomodasi. Hal ini mengganggu perencanaan dan pengembangan pariwisata yang efektif. 

Mitigasi risiko

  1. Penguatan regulasi dan pengawasan:

  • Inventarisasi dan pendataan: Melakukan pendataan menyeluruh terhadap seluruh vila dan akomodasi di desa wisata untuk mengidentifikasi mana yang berizin dan ilegal.
  • Market Intelligent/ Sistem pelacakan digital: Menerapkan sistem berbasis teknologi untuk mendeteksi akomodasi ilegal yang beroperasi di platform daring (online).
  • Sanksi tegas: Menegakkan sanksi yang jelas dan tegas terhadap pemilik vila ilegal, mulai dari denda hingga penutupan usaha.

2. Peningkatan kesadaran dan insentif:

  • Sosialisasi: Mengedukasi pemilik vila mengenai pentingnya perizinan dan pembayaran pajak, serta manfaatnya bagi pembangunan daerah.

  • Kemudahan perizinan: Menyederhanakan proses perizinan untuk mendorong pemilik vila ilegal agar melegalkan usahanya.

  • Insentif pajak: Mempertimbangkan insentif pajak bagi pelaku usaha perhotelan yang legal, terutama yang berskala kecil atau di desa wisata, agar dapat bersaing lebih sehat dengan vila ilegal.

3. Kolaborasi antar-lembaga:

  • Sinergi pemerintah daerah: Membangun koordinasi yang kuat antara Dinas Pariwisata, Dinas Penanaman Modal dan PTSP, dan Badan Pendapatan Daerah untuk memastikan konsistensi data dan penindakan.

  • Kerja sama dengan platform daring: Bekerja sama dengan platform pemesanan akomodasi daring (seperti Airbnb, Traveloka, dsb.) untuk memastikan hanya vila yang berizin yang dapat dipromosikan di platform mereka.

  • Keterlibatan masyarakat: Melibatkan masyarakat desa wisata untuk melaporkan keberadaan vila ilegal di lingkungan mereka.

4. Optimalisasi promosi pariwisata desa:

  • Promosi yang terstruktur: Pemerintah daerah dapat mempromosikan pariwisata desa dengan lebih terstruktur, menyoroti keunggulan akomodasi legal yang aman dan terjamin kualitasnya.

  • Pengembangan ekowisata: Fokus pada pengembangan ekowisata dan pariwisata berbasis komunitas yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat dalam pengelolaan akomodasi.

     

e. Isu pengelolaan keuangan desa: penggunaan dana DD/ADD untuk infrastruktur desa tanpa perencanaan yang matang dapat menjadi proyek yang underused/kurang bermanfaat. Mitigasi risiko dengan meningkatkan tipe DPMD dari Tipe B ke Tipe A, dengan menambah Bidang Pembinaan Keuangan Desa, sebagai filter saat asistensi RAPBDes untuk mengetahui usulan program kerja  Pembangunan infrastruktur desa >250 juta.  Termasuk asistensi pengelolaan dana bagi hasil pajak Pemda ke Desa.

 

IX.  Penutup

Dengan mengadopsi strategi Marketing Mix (7P) secara holistik, desa wisata di Lombok Barat dapat mengoptimalkan potensi ekonomi lokal, memperkuat value chain, dan mendorong multiplier effect yang berkelanjutan. Intervensi kebijakan yang terfokus dan kolaboratif menjadi kunci kesuksesan transformasi ini.

 

 

Girimenang,  1 Oktober 2025

Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM

 

H. SUBARDI,S.K.M.,M.Kes,CGCIO

Pembina Tingkat I/IVb

NIP. 19741231 200003 1 021

 

REFERENSI UTAMA

  1. Rizky Dewantara, 2020. Analisis Value Chain Kawasan Ekowisata Kampung Blekok Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Universitas Brawijaya.

  2. Putri Nurul Pajriah,2025, Dampak  Berganda (Multiplier Effect) Objek Wisata Terhadap Perekonomian Masyarakat Lokal. Universitas Majalengka.

  3. https://jadesta.kemenpar.go.id

 


Lampiran:

  1. Multiflier effect MotoGP Mandalika 2022 606,81 M: Secara total peningkatan konsumsi masyarakat dan total ekspor pada tiga hari penyelenggaraan MotoGP meningkatkan output seluruh perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar Rp606,81 miliar menyebabkan pertumbuhan ekonomi NTB mencapai 7,73%. Jika market share untuk Lombok Barat 20%, maka terjadi peningkatan PDRB Lombok Barat sebesar Rp. 121 Milyar. 

A black and red text with numbers

AI-generated content may be incorrect.

A graph of a number of vehicles

AI-generated content may be incorrect.


 

2. Daftar Nama Pokdarwis Di Desa Wisata Se Kabupaten Lombok Barat Tahun 2025

NO

DESA

NAMA POKDARWIS

KEC

NO. SK DESA WISATA

NO. SK POKDARWIS

POTENSI YANG DIMILIKI

KETERANGAN

AKTIF

TIDAK AKTIF

1

2

3

 

4

5

6

7

1

Desa Jati SelaDesa Jati SelaGunungsariNo.188.45/226/Dispar/2022 

Kerajinan handycraft dan seni budaya

 

 

2

Desa SeselaDesa SeselaGunungsariNo.188.45/226/Dispar/2022 

Kerajinan handycraft dan seni budaya

 

 

3

Desa Bukit TinggiBukit TinggiGunungsariNo.188.45/226/Dispar/202212 Tahun 2025 Bendungan Meninting, Air Terjun

 

 

4

Desa KekaitDesa KekaitGunungsariNo.188.45/226/Dispar/202225/PEM/XII/2020  Tangal : 22 Desember 2020Alam, Tuak manis dan Gola Aren

 

 

5

Desa Guntur MacanDesa Guntur MacanGunungsariNo.188.45/226/Dispar/2022 Potensi Alam, Ekraf

 

 

6

Desa GelangsarBukit BintangGunungsariNo.188.45/226/Dispar/20225/PEM/GL/VII/2018    Tanggal: 25 Juli 2018Potensi Alam, Ekraf

 

 

7

Desa PenimbungPenimbung MempesonaGunungsariNo.188.45/226/Dispar/202233/ KDP/III/2019    Tanggal : 11 Maret 2019Potensi Alam, Ekraf

 

 

8

Desa MekarsariDesa MekarsariGunungsariNo.188.45/226/Dispar/2022 Potensi Alam, Ekraf

 

 

9

Desa MidangMidang GemilangGunungsariNo.188.45/226/Dispar/202283 Tahun 2019            Tanggal: 30 Oktober 2019Kerajinan Tangan

 

 

10

Desa Pusuk LestariPuncak SariBatulayarNo.188.45/226/Dispar/202203/KDPL/I/2021   Tanggal 01 Januari 2021Wisata Alam

 

 

11

Desa SentelukSentelukBatulayarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 38 Tahun 2020 Tanggal :15 September 2020Wisata Alam Pantai

 

 

12

Desa BengkaungMaju BersamaBatulayarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor: 12.b Tahun 2020 Tanggal : 15 April 2020Wisata Alam

 

 

13

Desa MenintingDesa MenintingBatulayarNo.188.45/226/Dispar/2022 Wisata Pantai

 

 

14

Desa SenggigiPesona SenggigiBatulayarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 06 Tahun 2019 Tanggal : 06 Februari 2019Wisata Pantai,Alam dan Ekraf, Industri Hotel

 

 

15

Desa Batulayar BatulayarBatulayarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor :01 Tahun 2021     Tanggal : 13 Januari 2021Wisata Pantai,Alam dan Ekraf, Industri Hotel

 

 

16

Desa Batulayar BaratDesa Batulayar BaratBatulayarNo.188.45/226/Dispar/2022 Wisata Pantai,Alam dan Ekraf, Industri Hotel

 

 

17

Desa LingsarAiq EnggerLingsarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 05 Tahun 2021 Tanggal : 10 Februari 2021Balai Cagar Budaya

 

 

18

Desa Batu MekarTunas MekarLingsarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 08 Tahun 2021     Tanggal : 16 Februari 2021Wisata Alam/Arung Jeram

 

 

19

Desa Sari BayaSaribayeLingsarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 08 Tahun 2020 Tanggal: 11 November 2020Wisata Budaya dan Pertanian

 

 

20

Desa LangkoJebak LangkoLingsarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 39 Tahun 2018 Tanggal : 20 Juni 2018Wisata Alam/Arung Jeram

 

 

21

Desa Giri MadyaMaju BersamaLingsarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 21 Tahun 2019 Tanggal : 6 Maret 2019Wisata Alam/Arung Jeram

 

 

22

Desa GegelangPetong Pelapaq NuntangLingsarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 16b Tahun 2019 Tanggal : 05 Februari 2019Wisata Budaya dan Pertanian

 

 

23

Desa Dasan GeriaDesa Dasan GeriaLingsarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 26 Tahun 2023 Wisata Budaya dan Pertanian

 

 

24

Desa BatukumbungJebak WisataLingsarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 16 Tahun 2020 Tanggal : 10 September 2020Wisata Alam/Arung Jeram

 

 

25

Desa Karang BayanKarang BayanLingsarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 9/ Pemdes/VI/2019 Tanggal : 20 Juni 2019Wisata Alam/Arung Jeram

 

 

26

Desa NarmadaNarmadaNarmadaNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 24 Tahun 2019   Tanggal : 18 Juni 2019Wisata Budaya dan Pertanian

 

 

27

Desa Buwun SejatiWana GanggaNarmadaNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 04 Tahun 2019   Tanggal : 11 Juli 2019Wisata Alam/Arung Jeram

 

 

28

Desa PakuanPakuanNarmadaNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 13/DS-PAK/2018 Tanggal : 20 Desember 2018Wisata Budaya dan Pertanian

 

 

29

Desa SesaotDesa SesaotNarmadaNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 188/14/Pem. I/ Ds. SST/IX/2024 Wisata Alam/Arung Jeram

 

 

30

Desa SuranadiWana TirtaNarmadaNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor:23/Kep.KD/SRD/2019 Tanggal: 11 Juli 2019Wisata Alam/Arung Jeram

 

 

31

Desa SedauGunung JaeNarmadaNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 01/SDU/II/2021 Tanggal : 4 Febrari 2021Wisata Alam/Arung Jeram

 

 

32

Desa Lebah SempageLebah SempageNarmadaNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 31/Kep.Des/LBS/X/2019 Tanggal : 23 Oktober 2019Wisata Alam/Arung Jeram

 

 

33

Desa PeresakDesa PeresakNarmadaNo.188.45/226/Dispar/202208/S.KEP-DES/PRSK/VIII/2024Wisata Alam/Arung Jeram

 

 

34

Desa Mekar SariDesa Mekar SariNarmadaNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 21 Tahun 2025 Wisata Budaya dan Pertanian

 

 

35

Desa Nyiur LembangNyiur LembangNarmadaNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor: 07 Tahun 2021        Tanggal : 03 Februari 021Wisatas Kuliner dan Pertanian

 

 

36

Desa Kebon AyuKebon AyuGerungNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 07 Tahun 2022 Wisata Kuliner dan Hasil pertanian

 

 

37

Desa GolongBangkit BersamaNarmadaNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor: 13 Tahun 2021 Tanggal : 10 Januari 2021Wisata Alam

 

 

38

Desa BanyumulekBanyumulekKediri No.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 16 Tahun 2020 Tanggal : 21 Januari 2020Wisata Hendicraf /Kerajianan

 

 

39

Desa KediriKokok BabakKediri No.188.45/226/Dispar/2022Nomor :01/KDR/LBR/I/2021 Tanggal : 14 Januari 2021Wisata Religi

 

 

40

Desa Kuranji DalangDuntalLabuapiNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 16 Tahun 2019    Tanggal :   Januari 2019Wisata Pantai

 

 

41

Desa KuranjiKuranjiLabuapiNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 09 Tahun 2021 Tanggal 06 Januari 2021Wisata Pantai

 

 

42

Desa Kuripan IndukKuripan LestariKuripanNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 118/013/Pemt/VI/2020 Tanggal : 03 Juni 2020Wisata Alam Gunung Sasak

 

 

43

Desa Giri SasakGunug SasakKuripanNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 34/PEMDES/XI/2018     Tanggal: 21 November 2018Wisata Alam Gunung Sasak

 

 

44

Desa Kuripan SelatanKuripan SelatanKuripanNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 04/Pem/KD_Krp.S/I/2016 Tanggal :01 Januari 2016Wisata Alam Gunung Sasak

 

 

45

Desa Kuripan TimurKuripan TimurKuripanNo.188.45/226/Dispar/2022141/18/PEMT/05/2019   Tanggal : 30 September 2019Wisata Alam Gunung Sasak

 

 

46

Desa BabusalamBabusalamGerungNo.188.45/226/Dispar/2022 Wisata Pertanian

 

 

47

Desa TemposPesona AlamGerungNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 13 Tahun 2020 Tanggal : 2 Oktober 2020Wisata Alam Pertanian

 

 

48

Desa Taman AyuTaman AyuGerungNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 017 Tahun 2021 Tanggal : 25 Januari 2021Wisata Kuliner dan Alam

 

 

49

Desa Giri TembesiGiri TembesiGerungNo.188.45/226/Dispar/2022 Wisata Alam

 

 

50

Desa LembarMuara MajuLembarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 02 Tahun 2021 Tanggal : 15 Februari 2021Wisata Mangrove dan pantai

 

 

51

Desa Lembar SelatanEkowisataLembarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 02/KEP/DS-LBRS/I/2021 , Tanggal : 11 Januari 2021Wisata Mangrove dan pantai

 

 

52

Desa Jembatan GantungJembatan GantungLembarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor :  05/ Kep/JMG/II/2021  Tanggal :23 Februari 2021Wisata Sejarah

 

 

53

Desa Mareje TimurMaretim MandiriLembarNo.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 01/PEM/MRJT/II/2019 Tanggal : 07 Februari 2019Wisata Alam dan Budaya

 

 

54

Desa Sekotong BaratSekobar BisaSekotong No.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 04 Tahun 2021  Tanggal: 23 Februari 2021Wisata Alam / Pantai

 

 

55

Desa Sekotong TengahDesa Sekotong TengahSekotong No.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 140 / 09/STH /2025Wisata Mangrove 

 

 

56

Desa Gili Gede IndahGili BersinarSekotong No.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 34 Tahun 2020 Tanggal : 18 November 2020Wisata Alam / Pantai

 

 

57

Desa PelanganPelangan WonderfullSekotong No.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 06 Tahun 2021 Tanggal : 29 Januari 2021Wisata Alam / Pantai

 

 

58

Desa Buwun MasBuwun MasSekotong No.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 04/BM/III/2019 Tanggal : 22 Maret 2019Wisata Alam / Pantai

 

 

59

Desa Cendi ManikDesa Cendi ManikSekotong No.188.45/226/Dispar/2022Nomor : 06/Pokdarwis/2023 Tanggal. 23 juni 2023Wisata Mangrove 

 

 

60

Desa Batu PutihBatu PutihSekotong No.188.45/226/Dispar/2022Nomor: 20 Tahun 2019        Tanggal: 11 Juli 2019Wisata Alam / Pantai

 

 

 

Jumlah Pokdarwis Aktif dan Tidak Aktif 

 

48 (80%)

12

 


 

3. Contoh Perhitungan Multiplier Effect dan Value Chain Desa Wisata/Events Wisata

  1. Pengeluaran Wisatawan: Rp. 614.222.826
  2. Tabel 1. Pendapatan Dampak Langsung

Unit Usaha

Jumlah Sampel (a)

Rata-Rata Pendapatan (Rp) (b)

Jumlah Unit (c)

Total Pendapatan (Rp)               (d = b*c)

Perahu Dayung

1

          2.000.000  

1

             2.000.000  

Sepeda Gantung

1

          1.500.000  

1

             1.500.000  

Pelampung

1

          1.000.000  

1

             1.000.000  

Bebek Goes

1

          2.000.000  

1

             2.000.000  

Ayunan 1

1

          1.500.000  

1

             1.500.000  

Ayunan 2

1

          1.000.000  

1

             1.000.000  

Karpet Terbang

1

          1.000.000  

1

             1.500.000  

Warung

18

          2.444.444  

30

          73.333.320  

Total

25

 

37

 
Total Dampak Langsung   

83.833.320

 

c. Tabel 2. Pendapatan Tidak Langsung

Unit Usaha

Jumlah Unit Usaha

Upah Tenaga Kerja/Bulan (b)

Bahan Baku (d) 

Transportasi (d)

 Total Biaya (e = b+c+d)

Perahu Dayung

1

       1.046.341.00 

                   -   

                     -   

          1.046.341.00 

Sepeda Gantung

1

       1.046.341.00 

                   -   

                     -   

          1.046.341.00 

Pelampung

1

       1.046.341.00 

                   -   

                     -   

          1.046.341.00 

Bebek Goes

1

       1.046.341.00 

                   -   

                     -   

          1.046.341.00 

Ayunan 1

1

       1.046.341.00 

                   -   

                     -   

          1.046.341.00 

Ayunan 2

1

       1.046.341.00 

                   -   

                     -   

          1.046.341.00 

Karpet Terbang

1

       1.046.341.00 

                   -   

                     -   

          1.046.341.00 

Warung

30

                    200.00 

 86.875.00 

    38.056.00 

        33.204.180.00 

Pengelola

55

       1.000.000.00 

                   -   

 185.758.00 

        65.216.690.00 

Freelance

15

                    600.00 

                   -   

 185.758.00 

        11.786.370.00 

Total Dampak Tidak Langsung   

 117.531.627.00 

    d. Tabel 3. Dampak Lanjutan

Jenis Pekerjaan

Tenaga Kerja (A)

Pengeluaran Perbulan (Rp) (B)

Total Pengeluaran (Rp) (C = A*B)

Pengelola

55

1.020.933

56.151.315

Karyawan Harian                      15          55.000  

           825.000  

Pemilik Warung                      30       906.806 

     27.204.180  

Total Dampak Lanjutan  

  84.180.495 

 

e. Tabel 4. Tabel 4. Hasil Analisis Dampak Ekonomi Wisata

Kriteria

Nilai (Rp)

(E) Pengeluaran Wisatawan

 614.222.826 

(D) Dampak Langsung

    83.833.320 

(N) Dampak Tidak Langsung

 117.531.627 

(U) Dampak Lanjutan

    84.180.495 

TOTAL

1.361.017.496

f. Tabel 4. Hasil Analisis Dampak Ekonomi Wisata

Kriteria Multiplier Effect

Nilai Multiplier Effect

Keynesian Income Multiplier Ratio0.5
Ratio Income Multiplier Tipe 12.4
Ratio Income Multiplier Tipe 23.4
Keynesian Income Multiplier =( D + N + U)/ E  
Rasio Income Multiplie, Tipe 1 =( D + N )/D  
Rasio Income Multiplie, Tipe 2 = (D + N + U) D 
 Keterangan :    
E : pengeluaran pengunjung (Rupiah)  
D : pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (Rupiah)  
N : pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (Rupiah)  
U : pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (Rupiah) 
     


 

4. Uji petik potensi joint retribution antara Pemda dengan Desa:

Data Potensi Pad Pemda  Dan Pad Desa Objek Wisata Bawak Goak Desa Sesaot  
            
EKSISTING UJI PETIK (BELUM ADA PERDES)        
            
Hari,TanggalOrangTarifPendapatanRoda 2TarifPendapatanRoda 4TarifPendapatanTotal Pendapatan
Sabtu, 27 Sep 2025             479        2,000                958,000             82        5,000              410,000             12         10,000              120,000               1,488,000 
Ahad, 28 Sep 2025          1,735        2,000             3,470,000           260        5,000           1,300,000             51         10,000              510,000               5,280,000 
Senin, 29 Sep 2025             157        2,000                314,000             31        5,000              155,000               2         10,000                20,000                  489,000 
Selasa, 30 Sep 2025               97        2,000                194,000             23        5,000              115,000              -           10,000                         -                    309,000 
Rabu, 1 Okt 2025               74        2,000                148,000             15        5,000                75,000               1         10,000                10,000                  233,000 
Kamis, 2 Okt 2025             100        2,000                200,000             20        5,000              100,000               4         10,000                40,000                  340,000 
Jum'at, 3 Okt 2025               50        2,000                100,000             10        5,000                50,000               2         10,000                20,000                  170,000 
1 Pekan           2,692              5,384,000           441            2,205,000             72               720,000               8,309,000 
            
40 pekan dalam 1 tahun (52 pekan, dikurangi puasa dan hujan banjir)      
  

40

 

40

  

40

  

40

40

Kunjungan dan Pendapatan dalam setahun        
       107.680          215.360.000           88.200.000           28.800.000           332.360.000 
            
SIMULASI SHARE RETRIBUTION TARIF PER ORANG Rp.6.0000 (Desa Rp.2.000 dan Pemda Rp.4.000)    
            
Hari,TanggalOrangTarifPendapatanRoda 2TarifPendapatanRoda 4TarifPendapatanTotal Pendapatan
Sabtu              479        6,000             2,874,000             82        5,000              410,000             12         10,000              120,000               3,404,000 
Ahad           1,735        6,000           10,410,000           260        5,000           1,300,000             51         10,000              510,000             12,220,000 
Senin              157        6,000                942,000             31        5,000              155,000               2         10,000                20,000               1,117,000 
Selasa                97        6,000                582,000             23        5,000              115,000              -           10,000                         -                    697,000 
Rabu                74        6,000                444,000             15        5,000                75,000               1         10,000                10,000                  529,000 
Kamis              100        6,000                600,000             20        5,000              100,000               4         10,000                40,000                  740,000 
Jum'at                50        6,000                300,000             10        5,000                50,000               2         10,000                20,000                  370,000 
1 Pekan           2,692            16,152,000           441            2,205,000             72               720,000             19,077,000 
            
40 pekan dalam 1 tahun (52 pekan, dikurangi puasa dan hujan banjir)      
  

40

 

40

  

40

  

40

40

Kunjungan dan Pendapatan dalam setahunKarcis Orang  Parkir Roda 2  Parkir Roda 4Total
       107,680          646,080,000           88,200,000           28,800,000           763,080,000 
            
    

 

 

 

Karcis Orang

  

 

 

Parkir Roda 2

  

 

 

Parkir Roda 4

 

 

 

Total

PAD Desa           215,360,000           29,400,000             9,600,000           254,360,000 
PAD Pemda          430,720,000           58,800,000           19,200,000           508,720,000 
            
      

 

POTENSI PAD PEMDA SETAHUN DARI 1 OBJEK WISATA DESA Rp.508.720.000